Kuro Neko Translation

We Serve with the Quality

Kamis, 27 Juli 2017

Knights & Magic Prolog Volume 1


Prolog Volume 1


Saat itu sudah malam ketika matahari senja menatap dari cakrawala, bayangan memanjang di sepanjang teritori. Jalanan menyerap banyak panas seharian, tetapi melepasnya kembali ke udara di saat seperti ini. Malam ini akan menjadi malam yang terlalu hangat untuk tidur dengan nyaman.

Ini adalah Kota K Distrik K, sebuah tempat di mana pemandangan dari atas adalah hal yang biasa.

Stasiun kota di kelilingi oleh gedung pencakar langit, masing-masing mengakomodiasi beberapa perusahan. ‘K Softworks’ sebuah perusahaan software kelas menengah, bertempat di lantai 4.

Kondisi kantornya sangat menyejukkan, beberapa orang menatap layar mereka tanpa bersuara. Atmosfirsnya sangat berat. Untuk pegawai sebuah perusahaan kelas menengah, jatah pekerjaan mereka sehari sangatlah berat, tetapi pekerjaan hari ini sangatlah berat.

“Kita hanya punya waktu tiga hari untuk menyelesaikannya…”

Seorang pria duduk di ujung kantor dengan tanda-tanda keputus asaan. Dia saat ini bertarung dengan sebuah bom waktu yang terus berdetak untuk meledak, yang juga di kenal sebagai Deadline. Karena perubahan ekonomi negara, pihak tim pemasaran yang gelisah dengan enggan menerima kontraknya, meskipun permintaannya tidak masuk akal. Bahkan selama fase perencanaan, proyek yang di tangani olehnya hanya memiliki ruang kecil untuk sebuah error. Kegagalan yang terjadi berulang-ulang membuatnya bahkan lebih berbahaya; situasi saat ini hanya bisa di gambarkan dengan ‘Neraka’. Dan bahkan ada masalah yang lebih menekan lagi.

“Kepala bagian Nakai-san, Sato tumbang! Dia sama sekali tidak bereaksi bahkan setelah kami menyiramnya dengan air!”

“Kepala Bagian Nakai-san, kita tidak akan bisa tepat waktu jika kita tidak menyelesaikan codingnya hari ini.”

“…Nakai-san, di meja Takeda sudah ada surat pengunduran diri…”

“Ah―Diamlah! Bagaimana kita bisa menyelesaikan Deadline dengan keadaan seperti ini―!”

Pria dengan punggungnya yang terdorong di dinding, Kepala Bagian Nakai, akhirnya rusak. Dia memegang kepalanya dan beristirahat di atas mejanya.

Tak ada waktu yang boleh terbuang, tetapi dia tahu kalau tugas itu sangat mustahil dengan kurangnya tanaga… Deadline-nya sudah jelas, tetapi tidak ada solusi yang jelas, mendorong otaknya sampai pada titik kehancuran.

“Nakai-san.”

“Apa lagi sekarang!?”

Dia mengangkat kepalanya setelah mendengar seseorang memanggilnya, dan ketika dia membuka matanya seorang pria dengan senyuman lembut muncul.

“Aku sudah menyelesaikan bagianku, dan aku siap membantumu.”

“Oh… Kurata… apa kau tidak masalah bergabung dengan kami?”

Rasa sakit di wajah Nakai menghilang, seperti seseorang yang melihat sinar dari surga di tengah-tengah keputus asaan.

“Aku sudah melihat keseluruhan pada spesifikasi manualnya dan aku bisa menangkap situasinya. Bisakah kau membiarkanku menangani proses manajemennya?”

“Te-Tentu saja, aku juga akan memberikanmu password milikku, kau juga bisa membuka bagian folder management juga. Tolong bantuannya.”

“Eh, Nakai-san, aku tidak bisa menangani itu semua… Erm, bagian coding menahan perkembangannya, biarkan aku selesaikan itu dulu…”

Pria yang berbicara dengan Nakai, Kurata Tsubasa, duduk di kursi yang di siapkan oleh Nakai dan langsung mulai bekerja. Dia mengetik code di dalam editor, semuanya dilakukan sembari membaca laporan perkembangan dan speseifikasi manual. Sementara melakukan itu, dia memberikan instruksi kepada kolega yang ada di sekitarnya.

“Pastikan mesin testing bekerja, test analyst-san, gunakan kesempatan ini untuk beristirahat. Erm, kita akan melakukan testing intensif setelah pukul 12. Untuk Codingnya… Tatsu-san, bisakah kau menyelesaikan dua modul? Ya, aku akan melakukan 10 sisanya. Kiba, ada bagian yang sedikit aneh pada bagian spesifikasi manual, tolong di perbaiki dan lanjutkan testing-nya.”

Dia berumur 28 tahun, dan termasuk generasi muda di dalam tempat kerjanya, tetapi tidak ada yang mempertanyakan intruksinya. Ini karena rekam jejaknya di dalam perusahaan. Semenjak dia pertama kali bekerja di sini, dia sering menjadi inspirasi teman-teman kerjanya yang setengah mati. Kini dia sudah menanganinya, artinya akhir dari pekerjaan sudah terlihat. Manusia adalah makhluk yang realistis, jika mereka bisa melihat akhirnya, mereka bisa menahannya sekeras apapun itu.

“Baiklah, itu pasti berhasil. Aku akan mulai meng-coding.”

“Hei Kurata, apa kau akan baik-baik saja? 10 modul… itu bukanlah bahan tertawaan.”

“Nakai-san, apa kau sudah lupa? Profesiku yang sebenarnya adalah seorang programmer.”

Dengan mata yang setengah tertutup, senyuman tanpa takut muncul di wajah Kurata yang lembut. Dia menaruh jarinya di keyboard, dan ke-10 jarinya mulai menari dengan kecepatan yang mengerikan. Dia mengetik code di beberapa editor yang terbuka di layarnya, memproses data seperti aliran arus deras. Pria yang lebih tua duduk membelakanginya, Tatsu, melemparkan dirinya ke dalam pekerjaannya ketika dia mendengar suara ketikan yang luar biasa itu.

“Seperti yang di harapkan dari “Garis Pertahanan Terakhir” bagi perusahaan, dia menangani semua masalah sejauh ini… Aku harus bertahan.”

Semua orang mencurahkan sepenuh hati ke dalam pekerjaan mereka, dan pertempuran yang lamban sebelumnya berubah secara drastis.

♦ ♦ ♦ ♦ ♦

Siaran radio mengumumkan waktu. Jam di dinding menunjukkan pukul 5:15 P.M – waktunya untuk pulang dari tempat kerja. Berdasarkan kebijakan perusahaan, jam kerja telah berakhir, tetapi Kurata dengan biasa meregangkan punggungnya dan memutar-mutar bahunya yang lelah.

Dia telah menyelamatkan masalah ini selama tiga hari. Hari ini adalah Deadline yang di takuti, tetapi suasananya sudah tidak seputus asa tiga hari sebelumnya. Meskipun masalah itu sudah tidak ada harapan lagi bagi semua orang sebelumnya, tetapi di selamatkan oleh tangan sang ahli.

Berkat dia menyelesaikan pemrogramannya dalam waktu sehari, dan tim yang lain bekerja tanpa henti, mereka akhirnya bisa menyelesaikan produk sebelum deadline. Meskipun Kurata melakukan sangat banyak pekerjaan dalam waktu yang sangat singkat, dia menangani setiap bagian dengan sempurna, sebuah bakat luar biasa yang di luar pemahaman. Sayangnya, kemampuannya sangat mencolok karena dia selalu di berikan masalah yang merepotkan.

Setelah pertempuran yang memakan waktu lama, kaleng kosong dari kopi dan minuman energi menumpuk seperti batu nisan di atas mejanya. Melihat ke sampingnya, dia bisa melihat sang warrior (test-analyst) tersenyum dengan senang, tumbang di atas ranjang yang di susun dari kursi. Kurata sudah mengurangi jam tidurnya sampai pada tingkat sangat minimum, dan dia juga merasakan kalau ini saatnya untuk istirahat.

“Baiklah, klien sudah menerima struk dari produknya! Kita selesai! Berita bagus kawan-kawan, sekarang kita sudah bisa beristirahat dengan tenang!”

Kurata bangun dan dengan mengantuk melihat Nakai yang sangat gembira dalam pose kemenangan. Dia berfikir untuk pulang ke rumah untuk istirahat, tetapi memutuskan untuk tidur sebentar. Ketika dia bangun untuk pulang, waktunya hanya tinggal kereta terakhir.

Kurata mematikan komputer dan bersiap-siap pulang cepat. Dia tidak sendirian, para koleganya juga sudah mulai pulang. Mengikuti trend yang popular, perusahaan telah memotong jam kerja dari pegawai kantoran. Perusahaan punya kebijakan untuk membiarkan staf mereka pulang tepat waktu, terutama pada hari gajian. Meskipun itu adalah sebuah kebijakan, aturan ini sering di abaikan ketika keadaan menjadi sibuk. Tetapi jika di bandingkan pengalaman menyiksa selama beberapa hari ini, keadaannya lebih rileks saat ini.

Hari ini adalah hari jum’at yang menyenangkan. Beberapa ada yang terburu-buru ingin bertemu dengan keluarganya, yang ain ada yang berkumpul dengan teman-temannya, bersiap-siap untuk berbelanja. Ada juga yang lainnya yang hanya ingin beristirahat di rumah. Semua orang sangat berbeda-beda, tetapi ketika mendapatkan gaji mereka, hari yang mereka nantikan itu juga secara kebetulan bersamaan dengan akhir pekan menjadikannya kesempatan yang menyenangkan.

Sama juga dengan Kurata. Beberapa koleganya yang melalui death march berkumpul di sisinya.

“Kurata mau pergi minum? Kau sangat membantu, aku yang traktir.”

Nakai membuat gerakan minum, dan yang lainnya yang bekerja dalam project seperti Tatsu dan Kiba berdiri di belakangnya. Kurata baru saja mau bergabung dengan mereka, tetapi mengingat urusannya dan menjadi ragu.

“Ah― Maaf Nakai-san, Aku ada urusan, mungkin lain kali.”

“Nakai-san, hari ini adalah harinya, Hobi Kurata…”

“Oh… begitu. Mau bagaimana lagi, mungkin lain kali…”

“Oke.”

Kurata melihat kelompok itu pergi, dan pergi menuju ke tujuannya juga. Pemuda berbakat, yang di juluki sebagai “Garis Pertahanan Terakhir”, yang di harapkan oleh semua orang, memiliki hobi yang unik yang sangat terkenal di perusahaan.

Akhir pekan ini, jalanan, lembab karena udara musim panas dan di padati dengan para pekerja kantoran yang pulang kerja. Jalan menuju ke stasiun di penuhi dengan orang. Setelah berjalan beberapa jarak, kepadatannya berkurang.

“Berakhir. Saatnya. Di bayar! Dapat!.”

Seorang pria― Kurata beseru di hadapan mesin ATM. Jika dia melakukannya di hadapan konter yang ada orangnya, dia mungkin akan di laporkan ke polisi karena bertindak mencurigakan.

Emosinya melunjak di hadapan sosok yang di tampilkan di dalam layar ATM. Masalah yang di hadapinya selalu membuat Stress dan berbahaya, tetapi usahanya terbayar dalam bentuk gaji lembur, jadi tabungannya meningkat dengan stabil.

Tanpa tersenyum, Kurata menarik sejumlah uang dan bergegas ke tempat yang di tujunya. Pergerakannya tak ada keraguan sama sekali, menandakan kalau dia sudah sering melalui tempat ini berkali-kali. Sebuah gedung muncul di hadapannya tidak lama setelahnya. Itu adalah toko elektronik besar di pusat perbelanjaan. Di lantai 3 adalah departemen mainan yang besar― tujuannya.

♦ ♦ ♦ ♦ ♦

Beberapa jam kemudian, seorang pria meninggalkan departemen mainan dengan musik dari toko yang tutup terdengar sebagai background-nya.

“Seperti yang di harapkan dari penjualan akhir bulan. Ini luar biasa.”

Pria itu membawa dua tas besar di kedua tangannya, keduanya berlapis dua agar tidak sobek. Tas punggungnya menggembung dalam bentuk yang aneh. Tasnya di penuhi dengan model plastik. Dia adalah ‘Gundam maniak’.

“Surfacer, cat dan alat-alat telah di isi ulang… festival perakitan akan segera di mulai…”

Bagi kehidupannya yang sibuk, kesenangan berbelanja di hari gajian dan festival merakit adalah kesenangan terbesarnya. Itu mungkin adalah kehidupan biasa yang membosankan, tetapi jumlah model gundam yang di belinya meningkat setiap tahunnya. Sekarang kini telah menjadi kebiasaan bulanannya, dan kini dia benar-benar sudah ketagihan.

Dia menunjukkan senyumannya yang memalukan, berjalan pulang ke rumah dengan membawa tasnya dengan senang. Apaertemen di mana dia tinggal memiliki jarak yang cukup jauh dari kantornya. Stasiun berada di antara rumah dan kantornya. Dia harus memutar setiap kali dia pergi mengunjungi toko elektronik, tapi itu bukanlah masalah besar karena dia mendapatkan apa yang di inginkannya, Kurata melewati daerah perumahan yang tenang sembari bersenandung dengan senang. Jalanan sangat sepi pada jam segini.

Suara dari mesin memcah keheningan, dan lampu depan tiba-tiba mengganggu penglihatannya. Dengan cahaya dari jauh yang membutakannya, dia bergegas ke samping jalan. Jalannya cukup lebar, tetapi akan buruk jika salah satu tasnya rusak. Kurata mengerutkan kening dari penggunaan trotoad di daerah perumahan, tetapi dia tidak terlalu memikirkannya dan lanjut berjalan.

Lampu kendaraan yang menyilaukan fatalnya membuat reaksinya melambat. Mobil itu datang lurus ke arahnya tanpa ada tanda-tanda berhenti. Di saat dia menyadarinya, sudah terlambat baginya untuk menghindarinya.

“Hei, tunggu…”

Raungan dari mesin menggema di telinganya, dan pandangannya di telan oleh cahaya. Dia merasakan dingin mengalir di punggungnya.

Dia di tabrak oleh mobil sembari memeluk tasnya. Di saat tabrakan, dia mendengar tubuhnya membuat suara yang mengerikan. Dengan tubuhnya yang terlempar ke udara, sebelum dia kehilangan kesadaran karena rasa sakit, seluruh emosi mengalir ke dalam pikirannya. Tetapi dia tidak melihat potongan adegan kehidupannya di depan matanya, atau mengutuk ketidak beruntungannya karena menjadi korban kecelakaan dalam kejadian ini.

‘Ah, Aku tidak bisa membuat model yang baru saja aku beli dan seri yang akan di rilis bulan depan, sayang sekali…!’

Di dalam pikirannya keinginan yang sangat besar pada model gundam yang sudah takkan bisa di rakit olehnya lagi.

♦ ♦ ♦ ♦ ♦

“― Ini baru saja masuk.


Sekitar pukul 10 P.M malam hari, seorang pria di tabrak oleh sebuah mobil di kota K distrik S. Sang korban adalah seorang pekerja kantoran yang bertempat tinggal di area ini, Kurata Tsubasa (28). Sebuah ambulans di kirimkan setelah seorang penduduk sekitar membuat laporan, tetapi mereka gagal menyelamatkan sang korban. Berdasarkan penyelidikan polisi, sang tersangka sedang mengemudi dalam kondisi mabuk―”



Main Menu | Next=>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Recent

Comments